Hipertensi Resisten: Gejala, Penyebab, dan Siapa Saja yang Berisiko

kebunbibit.id – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup. Namun, ada jenis hipertensi yang lebih sulit diatasi, dikenal sebagai hipertensi resisten. Ini adalah kondisi ketika tekanan darah tetap tinggi meskipun pasien telah mengonsumsi tiga jenis obat antihipertensi berbeda, termasuk diuretik, dalam dosis optimal. Memahami gejala, penyebab, dan siapa yang berisiko mengalami hipertensi resisten sangat penting untuk penanganan yang lebih tepat dan efektif.

Apa Itu Hipertensi Resisten?

Hipertensi resisten bukan berarti tidak bisa diobati, melainkan tekanan darah sulit dikontrol bahkan setelah terapi yang sesuai. Kondisi ini memerlukan evaluasi mendalam untuk memastikan bahwa penyebab tekanan darah tinggi bukan karena faktor sekunder atau kesalahan dalam pengobatan. Diagnosis hipertensi resisten harus didasarkan pada pengukuran tekanan darah yang konsisten dan akurat, dilakukan dalam beberapa kali kunjungan.

Gejala Hipertensi Resisten

Secara umum, hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang nyata. Namun, ketika tekanan darah sangat tinggi atau tidak terkontrol, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

  • Sakit kepala hebat
  • Pusing atau vertigo
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kelelahan
  • Gangguan penglihatan

Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak spesifik dan bisa berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan lain. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat disarankan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.

Penyebab Hipertensi Resisten

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi menjadi resisten terhadap pengobatan. Di antaranya:

  1. Kepatuhan Minum Obat yang Rendah
    Banyak pasien tidak meminum obat secara teratur atau sesuai dosis yang diresepkan, baik karena lupa, efek samping, atau merasa sudah membaik.
  2. Pola Makan Tinggi Garam
    Asupan natrium yang tinggi dapat menghambat efektivitas obat antihipertensi.
  3. Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik
    Berat badan berlebih dan gaya hidup sedentari turut berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol.
  4. Kondisi Medis Tertentu
    Gangguan ginjal kronis, sleep apnea, atau kelainan hormon seperti hiperaldosteronisme primer bisa menyebabkan hipertensi sekunder yang resisten terhadap pengobatan biasa.
  5. Penggunaan Obat atau Suplemen Tertentu
    Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), dekongestan, pil KB, dan suplemen herbal tertentu dapat mengganggu kerja obat antihipertensi.

Siapa yang Berisiko Mengalami Hipertensi Resisten?

Beberapa kelompok orang lebih rentan terhadap hipertensi resisten, antara lain:

  • Lansia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Penderita Obesitas: Lemak tubuh berlebih meningkatkan beban kerja jantung.
  • Individu dengan Penyakit Ginjal: Ginjal memainkan peran penting dalam pengaturan tekanan darah.
  • Penderita Diabetes: Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan memicu hipertensi.
  • Orang dengan Riwayat Keluarga Hipertensi: Faktor genetik juga memiliki kontribusi besar.

Cara Mengatasi dan Mencegah Hipertensi Resisten

Mengelola hipertensi resisten memerlukan pendekatan menyeluruh:

  • Konsultasi rutin dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian terapi.
  • Penggunaan alat pengukur tekanan darah di rumah untuk memantau kondisi secara mandiri.
  • Perubahan gaya hidup sehat, seperti mengurangi garam, berhenti merokok, dan olahraga teratur.
  • Menghindari konsumsi obat atau suplemen tanpa pengawasan medis.

Kesimpulan

Hipertensi resisten adalah tantangan besar dalam manajemen tekanan darah tinggi, namun bukan berarti tidak dapat ditangani. Kuncinya terletak pada deteksi dini, pemahaman menyeluruh terhadap penyebabnya, serta komitmen pasien dalam mengikuti pengobatan dan gaya hidup sehat. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami kesulitan menurunkan tekanan darah meskipun sudah menjalani pengobatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.