Mudik Corona

Sebentar lagi Indonesia akan memasuki bulan puasa sebelum menjelang hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mudik ke kampung halaman. Dari uang cash, hingga oleh-oleh dan pakaian bekal di kampung umumnya sudah dipersiapkan untuk memberikan kebahagiaan pada keluarga yang akan dikunjungi selama setidaknya 10 hari. Akan tetapi, saat ini dunia berada pada masa pandemi corona tak terkecuali di Indonesia. Covid19 merebak dengan epicentrumnya di Jakarta yang menjadi kota tempat banyak orang migran mencari penghasilan. Jumlah kasus di Jakarta sendiri sekarang ini mencapai lebih dari 800 kasus dan jumlah kematian yang lebih dari 100 jiwa. Dengan mudahnya penyebaran covid19 melalui pasien yang positif covid19, ditakutkan jika tetap melakukan tradisi mudik lebaran, mereka yang pulang ke kampung halaman bukan hanya membawa bekal namun juga bisa menulari keluarga yang lainnya.

Mudik menjadi hal yang dikhawatirkan saat ini bukan hanya bagi pemerintah, tenaga medis melainkan juga untuk desa-desa yang sebelumnya memiliki kasus Covid19 kecil. Apa saja bahaya yang bisa terjadi jika banyak orang mudik dari Jakarta yang merupakan epicentrum covid19 di Indonesia ke kampung-kampung di seluruh Indonesia?

  • Merupakan orang positif covid19.

Beberapa orang dengan positif covid19 tidak menunjukkan gejala dan bisa tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka juga bisa mudik sama seperti orang lain. Akan tetapi para carrier ini juga bisa menularkan virus covid19 kepada orang lain apalagi yang serumah saat di kampung nanti.

  • Penularan di transportasi.

Seperti mudik-mudik sebelumnya, semua alat transportasi umum pasti penuh dan berdesak-desakan. Kondisi ini memungkinkan penularan corona semakin mudah dan cepat. Penumpang bisa saja seorang carrier atau PDP yang seharusnya tidak meninggalkan rumah. Mereka bisa batuk, bersin atau bahkan berbicara dan bernafas yang di dalamnya mengandung percikan droplet berisi virus aktif. Virus dapat langsung dihirup oleh orang di sekitarnya dengan kondisi yang berdesakan atau menempel di permukaan benda dan akhirnya menempel pada tangan manusia serta dapat masuk ke dalam tubuh melewati mulut, hidung dan mata. Jika satu saja orang positif Covid19 dalam sebuah bus atau kereta misalnya, maka bisa saja menularkan puluhan orang lainnya.

  • Menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Saat melakukan perjalanan panjang apalagi dengan membawa beban berat dan menyetir kendaraan sendiri, dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh akibat kecapaian. Jika Anda seorang sopir alat transportasi umum seperti bus, dan jika ada salah satu penumpang yang merupakan positif covid19 dan batuk di dekat Anda, virus akan lebih mudah masuk dan mengalahkan sistem kekebalan tubuh.

  • Menambah kerja tenaga kesehatan.

Semakin banyak PDP atau ODP yang tercipta, maka akan semakin banyak beban kerja para tenaga medis. Hal ini bisa berakibat tenaga medis menjadi kelelahan hingga stres yang juga tidak baik untuk kesehatan mereka.

Menunda mudik hingga situasi membaik dapat mencegah penularan virus corona yang lebih masif. Mudik memang menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk pulang setidaknya setahun sekali agar bisa berkumpul pada hari raya Idul Fitri, namun jika itu justru bisa membawa malapetaka, maka akan lebih baik jika tradisi tersebut ditunda terlebih dahulu. Tetapi bagi Anda yang sering bepergian meski tidak pada saat mudik untuk bekerja, sebaiknya berkonsultasi dengan Halodoc melalui telepon untuk mengetahui pencegahan tertular covid19 di transportasi umum.

Similar Posts