kebunbibit.id – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengingatkan publik dan lembaga pemerintahan tentang pentingnya peran pimpinan dalam membentuk budaya antikorupsi. Dalam berbagai kesempatan, Ketua KPK menyoroti bahwa korupsi seringkali bermula dari contoh buruk yang ditunjukkan oleh para pemimpin, baik di pemerintahan, lembaga negara, maupun sektor swasta.
Menurutnya, kepemimpinan yang bersih dan berintegritas adalah fondasi utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari praktik korupsi. Ketika seorang pimpinan menunjukkan komitmen nyata terhadap transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik, maka bawahannya pun akan terdorong untuk mengikuti nilai-nilai tersebut.
Dalam pernyataannya, Ketua KPK juga mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus korupsi yang ditangani lembaganya melibatkan aktor-aktor yang berada di posisi strategis dan pengambil kebijakan. Banyak di antara mereka adalah kepala daerah, direktur utama BUMN, atau pejabat eselon satu yang seharusnya menjadi contoh teladan. “Korupsi bukan semata-mata soal uang, tapi soal nilai, kebiasaan, dan keputusan yang terus-menerus diabaikan,” ujarnya.
Selain itu, Ketua KPK menekankan pentingnya pendidikan antikorupsi yang dimulai dari tingkat paling dasar. Ia menilai bahwa pemimpin masa depan harus dibentuk sejak dini dengan nilai kejujuran dan keberanian menolak praktik koruptif. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan, tetapi juga keluarga dan masyarakat luas.
Pernyataan Ketua KPK ini seolah menjadi alarm bagi bangsa Indonesia, bahwa pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dilakukan dengan penindakan. Pencegahan melalui perbaikan sistem, penguatan pengawasan, serta peran aktif dari para pimpinan menjadi kunci dalam memutus mata rantai korupsi. “Keteladanan itu bukan hanya slogan, tapi komitmen yang harus dibuktikan lewat tindakan nyata setiap hari,” tegasnya.
Pimpinan bukan hanya bertugas mengatur dan mengarahkan, tetapi juga menjadi simbol moral dan etika bagi seluruh institusi. Dengan demikian, jika Indonesia ingin benar-benar lepas dari belenggu korupsi, maka reformasi harus dimulai dari atas. Karena ketika pemimpin bersih, maka harapan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih pun bukan lagi sekadar impian.