kebunbibit.id – Stroke sering kali dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, tahukah Anda bahwa stroke juga bisa menyerang usia muda, bahkan anak-anak? Salah satu penyebab langka namun serius adalah penyakit Moyamoya. Meski tidak banyak dikenal, penyakit ini dapat menimbulkan risiko tinggi terhadap fungsi otak dan kehidupan penderita jika tidak ditangani dengan tepat.
Apa Itu Penyakit Moyamoya?
Penyakit Moyamoya adalah kelainan langka pada pembuluh darah di otak yang menyebabkan penyempitan progresif pada arteri karotis internal dan cabang-cabangnya. Saat arteri utama menyempit, otak akan mencoba membentuk pembuluh darah baru sebagai jalur alternatif. Pembuluh darah ini terlihat samar-samar seperti kabut dalam pencitraan angiografi, sehingga dinamai “Moyamoya”, yang dalam bahasa Jepang berarti “seperti kabut asap”.
Kondisi ini bisa menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik (karena aliran darah terhenti) atau stroke hemoragik (karena pembuluh darah pecah). Moyamoya dapat menyerang siapa saja, namun paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, terutama usia 20–40 tahun.
Gejala Penyakit Moyamoya
Gejala penyakit Moyamoya bisa bervariasi tergantung pada usia dan tingkat keparahannya. Pada anak-anak, gejala yang umum terjadi antara lain:
- Sering mengalami stroke atau serangan iskemik sementara (TIA)
- Kelumpuhan sementara di satu sisi tubuh
- Kejang
- Sakit kepala hebat
- Gangguan bicara atau penglihatan
Sedangkan pada orang dewasa, gejalanya bisa berupa:
- Stroke mendadak
- Perdarahan otak
- Kehilangan fungsi kognitif secara bertahap
- Lemah atau mati rasa pada wajah dan anggota tubuh
Penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ini, terutama jika terjadi berulang atau tidak jelas penyebabnya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Hingga kini, penyebab pasti Moyamoya belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan:
- Genetik: Riwayat keluarga dengan Moyamoya dapat meningkatkan risiko.
- Ras: Penyakit ini lebih umum ditemukan pada populasi Asia Timur, terutama Jepang, Korea, dan Tiongkok.
- Penyakit lain: Moyamoya juga dapat muncul sebagai bagian dari sindrom lain, seperti anemia sel sabit, neurofibromatosis, atau sindrom Down.
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis Moyamoya memerlukan pemeriksaan pencitraan otak yang mendetail, seperti MRI, MRA (Magnetic Resonance Angiography), atau angiografi serebral. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan penyempitan pembuluh darah serta pola khas pembentukan pembuluh darah baru.
Penanganan penyakit Moyamoya biasanya tidak bisa dilakukan dengan obat-obatan saja. Tindakan bedah sering menjadi pilihan utama untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Beberapa prosedur operasi yang umum digunakan antara lain:
- EDAS (Encephaloduroarteriosynangiosis): Menyambungkan arteri dari luar tengkorak ke permukaan otak untuk membentuk jalur baru aliran darah.
- STA-MCA bypass: Menghubungkan langsung pembuluh darah superfisial dengan arteri otak tengah.
Tujuan utama dari penanganan ini adalah mencegah stroke berulang dan memperbaiki fungsi otak secara menyeluruh.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan
Karena penyakit Moyamoya berkembang secara perlahan, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika Anda atau keluarga mengalami gejala stroke di usia muda tanpa penyebab yang jelas, segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Meski belum ada cara pasti untuk mencegah Moyamoya, menjaga kesehatan pembuluh darah otak tetap penting. Pola hidup sehat, seperti tidak merokok, mengelola stres, rutin berolahraga, dan mengontrol tekanan darah serta kolesterol, bisa membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak.
Kesimpulan
Penyakit Moyamoya mungkin tergolong langka, tetapi dampaknya sangat serius. Sebagai salah satu pemicu stroke pada usia muda, penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, risiko komplikasi bisa diminimalkan, dan kualitas hidup penderita tetap bisa terjaga.