kebunbibit.id – Gowa, Sulawesi Selatan – Penangkapan seorang remaja di Gowa yang diduga terkait jaringan terorisme mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga dan masyarakat sekitar. Remaja berusia 17 tahun itu ditangkap oleh aparat Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada radikalisme. Namun, orang tua remaja tersebut membantah keras tuduhan itu dan menyatakan bahwa anak mereka adalah penghafal Al-Qur’an dan guru ngaji yang dikenal baik oleh warga setempat.
“Saya benar-benar tidak percaya. Anak saya sejak kecil sudah menghafal Al-Qur’an dan aktif mengajar mengaji di masjid. Dia tidak pernah menunjukkan perilaku menyimpang,” ujar sang ayah saat ditemui awak media di rumahnya di Kabupaten Gowa.
Anak Saleh yang Aktif di Lingkungan Masjid
Menurut keterangan orang tua, remaja tersebut telah menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’an sejak usia 14 tahun. Selain mengajar ngaji, ia juga aktif dalam kegiatan remaja masjid, termasuk pengajian rutin dan kegiatan sosial. Banyak warga sekitar yang juga memberikan kesaksian serupa, menyebut sang remaja sebagai sosok yang sopan, rendah hati, dan tidak pernah terlibat dalam masalah.
“Saya sering melihat dia membantu anak-anak kecil belajar mengaji. Bahkan kalau ada warga sakit, dia ikut menjenguk dan membantu,” ungkap seorang tetangga yang enggan disebut namanya.
Tuduhan Terorisme Mengejutkan Warga
Penangkapan tersebut membuat warga setempat terkejut. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa remaja tersebut terlibat dalam aktivitas mencurigakan. Bahkan, ia dikenal sering menyampaikan pesan damai dalam setiap pengajian yang dipimpinnya.
“Sangat sulit dipercaya. Kami mengenalnya sebagai anak baik-baik. Kalau betul dia dituduh terlibat terorisme, kami berharap ada penjelasan yang jelas dan bukti kuat dari pihak berwenang,” kata Ketua RT setempat.
Pihak Keluarga Minta Proses Hukum Transparan
Orang tua remaja terduga teroris di Gowa berharap agar proses hukum berjalan secara adil dan transparan. Mereka meminta pihak kepolisian memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengetahui fakta yang sebenarnya serta mendampingi anak mereka dalam proses hukum.
“Kami tidak menutup mata, kalau memang ada bukti kami akan ikhlas. Tapi tolong beri kami kejelasan, jangan langsung menuduh anak kami teroris hanya karena dugaan semata,” kata ibunda remaja tersebut.
Pentingnya Verifikasi dan Pemeriksaan Komprehensif
Kasus ini menyoroti pentingnya verifikasi menyeluruh dalam menangani dugaan terorisme, apalagi jika menyangkut remaja. Masyarakat diimbau untuk tidak cepat menyimpulkan tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Pemerintah dan aparat penegak hukum juga diminta untuk mengedepankan pendekatan yang humanis, terutama terhadap keluarga terdampak.
Pengamat terorisme dari salah satu universitas ternama di Makassar menyatakan bahwa dalam banyak kasus, narasi keterlibatan anak muda dalam terorisme harus ditelaah dengan hati-hati.
“Remaja mudah terpengaruh, tapi bukan berarti semua yang religius adalah radikal. Penting untuk membedakan antara ajaran Islam yang moderat dengan paham ekstrem,” ujarnya.
Penutup
Kasus remaja terduga teroris di Gowa masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, keluarga dan masyarakat berharap agar keadilan ditegakkan tanpa prasangka. Sosok remaja yang dikenal sebagai penghafal Al-Qur’an dan guru ngaji ini diharapkan mendapat perlakuan yang adil dalam proses hukum, serta tidak menjadi korban kesalahan informasi atau penilaian sepihak.